
Tes darah adalah salah satu cara paling sederhana dan efektif untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang. Hanya dengan satu sampel darah, berbagai informasi penting mengenai fungsi organ, kadar hormon, hingga risiko penyakit serius bisa diketahui. Namun, banyak orang masih menganggap tes darah hanya penting saat sakit, padahal tes ini justru lebih optimal dilakukan secara berkala sebagai langkah pencegahan.
PAFI KALIANDA (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat tentang pemeriksaan kesehatan secara rutin, termasuk tes darah yang sering diabaikan. Melalui artikel ini, PAFI KALIANDA ingin mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan sejak dini dengan mengenal lima jenis tes darah yang sering terlewatkan, namun sangat penting dilakukan secara berkala.
1. Tes Fungsi Hati (SGOT dan SGPT)
Hati merupakan organ vital yang bertanggung jawab atas detoksifikasi, metabolisme obat, dan produksi protein penting. Sayangnya, kerusakan hati sering tidak menunjukkan gejala pada tahap awal.
PAFI KALIANDA menyebutkan bahwa pemeriksaan SGOT (AST) dan SGPT (ALT) bisa mendeteksi gangguan fungsi hati lebih awal. Kadar enzim hati yang meningkat dapat menandakan hepatitis, perlemakan hati, atau kerusakan akibat konsumsi alkohol dan obat-obatan tertentu. Pemeriksaan ini sangat disarankan untuk individu yang memiliki gaya hidup tidak sehat atau riwayat konsumsi obat jangka panjang.
2. Tes Fungsi Ginjal (Kreatinin dan Laju Filtrasi Glomerulus/GFR)
Ginjal bertugas menyaring limbah dari darah dan menjaga keseimbangan cairan tubuh. Sayangnya, kerusakan ginjal bisa terjadi tanpa gejala sampai tahap lanjut.
PAFI KALIANDA mendorong masyarakat untuk memeriksakan kadar kreatinin dalam darah dan menghitung eGFR (estimated Glomerular Filtration Rate) sebagai indikator kesehatan ginjal. Pemeriksaan ini sangat penting bagi penderita diabetes, hipertensi, atau mereka yang berusia di atas 40 tahun. Dengan deteksi dini, risiko gagal ginjal bisa ditekan secara signifikan.
3. Pemeriksaan Profil Lipid (Kolesterol Lengkap)
Sebagian besar orang hanya mengenal kolesterol total sebagai indikator kesehatan jantung. Padahal, untuk mendapatkan gambaran lengkap, perlu dilakukan pemeriksaan profil lipid yang mencakup:
-
Kolesterol total
-
LDL (kolesterol jahat)
-
HDL (kolesterol baik)
-
Trigliserida
PAFI KALIANDA menekankan bahwa pemeriksaan kolesterol lengkap dapat membantu mengidentifikasi risiko penyakit jantung dan stroke sejak dini. Kolesterol tinggi sering kali tidak menimbulkan gejala, namun menjadi penyebab utama penyumbatan pembuluh darah. Itulah sebabnya skrining rutin sangat dianjurkan, bahkan untuk orang yang merasa sehat.
4. Tes Hormon Tiroid (TSH dan FT4)
Keseimbangan hormon tiroid memengaruhi hampir semua fungsi tubuh, mulai dari metabolisme, energi, hingga mood. Gangguan tiroid bisa menyebabkan kelelahan berlebihan, penambahan atau penurunan berat badan drastis, hingga gangguan konsentrasi.
Sayangnya, gangguan ini sering tidak terdeteksi karena gejalanya mirip dengan kondisi umum lainnya. Oleh karena itu, PAFI KALIANDA mengimbau agar pemeriksaan TSH (Thyroid Stimulating Hormone) dan FT4 (Free Thyroxine) dilakukan secara berkala, terutama pada wanita, individu dengan riwayat keluarga gangguan tiroid, atau mereka yang merasakan gejala tidak biasa meski hasil pemeriksaan lain normal.
5. Pemeriksaan Kadar Asam Urat
Asam urat sering dikaitkan dengan nyeri sendi, terutama di jempol kaki. Namun, kadar asam urat yang tinggi juga bisa merusak ginjal dan menyebabkan batu ginjal jika tidak dikontrol.
PAFI KALIANDA menyampaikan bahwa meskipun asam urat tinggi umum terjadi, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka mengalaminya. Pemeriksaan ini sangat penting terutama bagi pria di atas usia 30 tahun, orang yang gemar konsumsi daging merah, seafood, atau alkohol.
Mengetahui kadar asam urat dapat membantu seseorang mengatur pola makan dan gaya hidupnya sebelum timbul komplikasi.
Mengapa Tes Ini Sering Terlewatkan?
PAFI KALIANDA mencatat beberapa alasan mengapa tes-tes penting ini sering terabaikan, antara lain:
-
Kurangnya kesadaran akan pentingnya deteksi dini
-
Minimnya gejala pada tahap awal penyakit
-
Fokus masyarakat yang lebih besar pada pengobatan daripada pencegahan
-
Biaya atau akses terhadap layanan kesehatan
Padahal, tes-tes ini relatif mudah dilakukan di banyak fasilitas kesehatan dan bisa menjadi langkah awal dalam mencegah komplikasi penyakit kronis. Dengan edukasi yang tepat, masyarakat bisa lebih peduli dan proaktif terhadap kesehatan pribadi maupun keluarga.
Peran PAFI KALIANDA dalam Edukasi Kesehatan
Sebagai bagian dari Persatuan Ahli Farmasi Indonesia, PAFI KALIANDA memiliki komitmen untuk meningkatkan literasi kesehatan masyarakat. Apoteker sebagai garda terdepan pelayanan farmasi, tidak hanya berperan dalam penyerahan obat, tetapi juga dalam memberikan informasi penting terkait skrining dan tes kesehatan.
Melalui penyuluhan, konsultasi langsung di apotek, serta program layanan kesehatan masyarakat, PAFI KALIANDA ingin memastikan masyarakat lebih siap dalam menjaga kesehatan, bukan hanya ketika sakit, tetapi sejak sebelum gejala muncul.
Penutup
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Tes darah bukan hanya untuk orang sakit, tetapi untuk semua orang yang ingin hidup sehat dan berkualitas. Lima tes darah yang sering terlewatkan ini fungsi hati, ginjal, kolesterol lengkap, hormon tiroid, dan kadar asam urat dapat memberikan gambaran luas mengenai kesehatan tubuh kita.
PAFI KALIANDA mengajak seluruh masyarakat untuk tidak menunggu gejala datang. Segeralah lakukan skrining kesehatan secara berkala dan konsultasikan hasilnya kepada tenaga medis atau apoteker terpercaya. Dengan langkah kecil seperti ini, kita bisa mencegah masalah besar di masa depan.